Ketahuilah bahwa di antara hikmah dan rahmat  Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- yaitu Dia -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- menjadikan para hamba butuh kepada hadirnya manfaat-manfaat untuk agama dan dunianya, dan menolak hal-hal yang akan membahayakan keduanya. Hikmah dan sunnah Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berkonsekuensi bahwa manfaat-manfaat ini tidak akan dapat hadir kecuali dengan mengupayakan sebab-sebab untuk mendapatkannya.  Begitu pula halnya dengan hal-hal yang akan membahayakan. Hal-hal tersebut tidak akan tertolak melainkan dengan mengupayakan sebab yang akan dapat menolaknya. Dan sungguh Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- telah menjelaskan sebab-sebab ini di dalam kitab-Nya dengan jelas, dan Rasul-Nya -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- juga menjelaskan sebab-sebab tersebut di dalam sunahnya dengan sebaik-baik penjelasan. Maka, barang siapa melakukan sebab-sebab tersebut, niscaya ia akan beruntung dengan memperoleh hal-hal yang diinginkannya dan akan selamat dari setiap hal yang ditakutkan.

Merealisasikan Keimanan dan Amal Kebaikan

Pokok sebab kebaikan, kebahagiaan dan keuntungan di dunia dan di akhirat adalah merealisasikan keimanan dan amal kebaikan. Tentang hal ini, terdapat sejumlah ayat yang cukup banyak dan dalil-dalil yang melimpah, di antaranya, adalah firman Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (an-Nahl: 97)

Dan firman Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-,

إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا . حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا . وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا . وَكَأْسًا دِهَاقًا

Sungguh, orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis montok yang sebaya. Dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman) (an-Naba: 31-34)

Dan firman Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-,

إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ

“Sungguh, bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya. (al-Qalam: 34)

Dan firman Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا

“Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, untuk mereka disediakan Surga Firdaus sebagai tempat tinggal.”  (al-Kahfi: 107)

Ayat-ayat yang semakna dengan ayat-ayat ini cukup banyak jumlahnya dan beragam.

Memperoleh  Ilmu yang Bermanfaat

Termasuk sebab yang agung yang dijelaskan di dalam al-Kitab dan as-Sunnah adalah memperoleh ilmu yang bermanfaat. Sungguh Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- telah menjadikan ilmu sebagai sebab untuk meninggikan derajat seorang hamba di dunia dan di akhirat.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (al-Mujadilah: 11)

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

“Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui” (az-Zumar: 9)

أَفَمَنْ يَمْشِي مُكِبًّا عَلَى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمَّنْ يَمْشِي سَوِيًّا عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang lebih terpimpin (dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?” (Al-Mulk: 22)

أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Maka apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan Tuhan kepadamu adalah kebenaran, sama dengan orang yang buta? Hanya orang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.” (ar-Ra’d: 19)

Sebab Mendapatkan Ilmu yang Bermanfaat

Kemudian, sesungguhnya Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- menjadikan ilmu itu tidak akan diperoleh melainkan dengan mengupayakan sebab-sebabnya yang akan mengantarkan kepada perolehannya. Dan, di antara sebab untuk mendapatkannya adalah baik dalam bertanya, baik dalam mencarinya dan baik pula dalam mempelajarinya. Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (an-Nahl: 43)

Dalam hadis, Nabi -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- bersabda,

إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ، وَإِنَّمَا الْحِلْمُ بِالتَّحَلُّمِ

“Sesungguhnya ilmu itu dapat diperoleh dengan belajar dan sesungguhnya kesabaran  dapat diperoleh dengan berlatih sabar.”

Sebab Memperoleh Rezeki dan Kebaikan-kebaikan

Dan, Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- juga menjadikan tindakan bertakwa kepada-Nya, gerakan dan meninggalkan sikap diam sebagai sebab untuk memperoleh rezeki dan kebaikan-kebaikan. Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (at-Thalaq: 2-3)

Dia -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- juga berfirman,

فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ

Maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. (al-Mulk: 15)

Sebab Kemudahan dan Kesulitan

Kemudian sesungguhnya Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- menjadikan berbagai sebab yang beragam untuk mendapatkan kemudahan. Demikian pula menjadikan sebab-sebab yang beragam pula untuk mendapatkan kesulitan. Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- menjelaskannya di dalam firman-Nya,

فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى . وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى . فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى . وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى  .وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى . فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى .

Maka, barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan pahala (adanya pahala) yang terbaik (surga), maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan). Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah), serta mendustakan (pahala) yang terbaik, maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan). (al-Lail: 5-10)

Sebab Mendapat Kecukupan

Dan, Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- juga menjadikan kebaikan sikap menyandarkan diri kepada-Nya, melakukan ibadah kepada-Nya dan mentaati-Nya sebagai sebab untuk mendapatkan kecukupan dari Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- dan penguatan dari-Nya. Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ

“Bukankah Allah yang mencukupi hamba-Nya? (az-Zumar: 36)

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- juga berfirman,

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (ath-Thalaq: 3)

Sebab Mendapatkan Rahmat

Dan, Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- juga menjadikan ihsan (berbuat baik) dalam dua bentuknya –ihsan kepada Allah dengan melakukan ibadah dengan baik kepada-Nya, dan ihsan (berbuat baik) kepada sesama makhluk dengan bermumalah dengan baik-sebagai sebab untuk memperoleh rahmat-Nya. Allah -سُبْحَانَهُ َتَعَالَى-berfirman,

إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang  yang berbuat kebaikan.” (al-A’raf: 56)

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- juga berfirman,

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).” (ar-Rahman: 60)

Meraih Kesudahan yang Terpuji

Dan Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- juga menjadikan akibat yang terpuji, dampak yang baik dan hasil yang penuh berkah di dunia dan di  akhirat diperoleh dengan kesabaran dan ketakwaan. Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman,

وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah  bagi orang-orang yang bertakwa.” (Thaha: 132)

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-juga berfirman,

إِنَّهُ مَنْ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

Sesungguhnya barang siapa bertakwa dan bersabar, maka sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.” (Yusuf: 90)

Sebab Mendapatkan Pemberian dan Anugerah

Dan Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- juga menjadikan doa sebagai sebab untuk memperoleh kebaikan dan kesuksesan berupa pemberian dan anugerah yang agung, dan Dia -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- tidak menolak seorang hamba yang berdoa kepada-Nya dan tidak pula menyia-nyiakan seorang Mukmin yang bermunajat kepada-Nya, Dialah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- Dzat yang telah berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.” (Ghafir/al-Mukmin: 60)

Dan Dia-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman,

إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاءِ

Sungguh, Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.” (Ibrahim: 39)

Dan Dia -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- juga berfirman,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. (al-Baqarah: 186)

Sebab Mendapatkan Buah yang Beragam, Kebaikan-kebaikan yang bersifat umum, dan Keutamaan yang Beraneka Ragam

Dan Dia -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- juga menjadikan buah yang beragam dan kebaikan-kebaikan yang bersifat umum, serta keutamaan yang beraneka ragam bentuknya di dunia dan di akhirat untuk tindakan beristighfar (memohon ampunan kepada Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-) dan memperbanyaknya. Dia -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

“Maka aku berkata (kepada mereka) “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (Nuh: 10-12)

Sebab Mendapatkan Ampunan, Rahmat, dan Keridhaan

Dan Dia -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-menjadikan beberapa sebab yang agung untuk memperoleh ampunan-Nya dan rahmat-Nya dan untuk meraih kesuksesan dengan mendapatkan keridhaan-Nya. Allah menghimpunnya di dalam firman-Nya,

وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى

Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk.” (Thaha: 82)

Sebab Mendapat Pengaruh Baik dan Terhindar dari Pengaruh Buruk

Dan Dia -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- menjadikan pengaruh untuk pertemanan dengan orang-orang yang baik, begitu pula Dia -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- menjadikan pengaruh untuk pertemanan dengan orang-orang yang buruk. Dan, seorang Mukmin itu diajak untuk menjalin pertemanan dengan orang-orang yang baik dan menjauhi orang-orang yang buruk. Dan, di dalam hadis, Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- bersabda,

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلْ

“Seorang itu berada di atas agama temannya, maka hendaknya salah seorang di antara kalian melihat terlebih dahulu siapa yang akan dijadikan sebagai temannya.” 

Maka, barang siapa merenungkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- niscaya ia akan mendapatkan bahwa perkara-perkara itu terikat dengan sebab-sebabnya; karena itu haruslah diupayakan sebab-sebab yang bermanfaat dan sarana-sarana yang berfaedah yang mendekatkan kepada diperolehnya keridaan Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- dan kesuksesan dengan mendapatkan kebaikan-kebaikan dunia dan akhirat.  Maka, orang-orang yang berbahagia sebenarnya dan jujur, merekalah orang-orang mengusahakan melakukan sebab-sebab yang bermanfaat dan menjauhkan diri dari sebab-sebab yang membinasakan. Dan mereka ini, dalam kesemua upaya yang mereka lakukan tersebut, bersandar kepada Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- dan bertawakal kepada-Nya, percaya penuh kepada-Nya, senantiasa meminta pertolongan  kepada-Nya dalam setiap urusan mereka, baik urusan yang kecil maupun urusan yang besar, baik urusan yang terkesan remeh maupun urusan yang penting.

Akhirnya, saya memohon kepada Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- dengan menggunakan nama-nama-Nya yang paling indah, semoga berkenan memberikan taufik dan bimbingan-Nya kepada kita semuanya untuk melakukan sebab-sebab kebaikan, dan semoga pula menjauhkan kita semuanya dari sebab-sebab keburukan dan kerusakan. Dan, semoga pula Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berkenan memberikan taufik dan bimbingan-Nya kepada kita untuk dapat betawakal kepada-Nya dan percaya penuh kepada-Nya dengan sebaik-baiknya, dan tidak menyandarkan diri kita kepada diri kita sendiri sekejap matapun juga.

Amin

(Redaksi)

Sumber:

Asbab al-Khair Wa as-Sa’adah Fi ad-Dunya,  Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-‘Abbad-حَفِظَهُ اللهُ تَعَالَى.